Nama-nama Pahlawan Revolusi Indonesia Yang Gugur Pada G320S PKI

July 24, 2019


Nama-nama Pahlawan Revolusi Indonesia Yang Gugur Pada G320S PKI - G320S PKI atau sering disebut dengan sebutan GESTAPU (Gerakan Pada Tanggal 30 September 1965) yang dilakukan oleh Partai komunis Indonesia atau (PKI). Gerakan yang dilakukan PKI adalah suatu peristiwa yang tidak akan pernah di lupakan oleh seluruh rakyat indonesia dari Sabang sampai Marauke.


Pada saat itu tepatnya pada malam hari PKI melakukan suatu penculikan dan pembunuhan terhadap 6 Perwira tinggi militer dan anggota lainnya. Kejadian tersebut terjadi tepatnya pada bulan September.

Pada tahun ini kita sebagai masyarakat indonesia tidak lama lagi akan memasuki bulan september dan kita akan memperingati hari Gugurnya Pahlawan Revolusi yang disiksa secara tragis oleh orang-orang yang tidak memiliki rasa kemanusiaan.

Pada bulan November biasanya masyarakat indonesia mengadakan nonton bareng Film G320S PKI bersama-sama sebagai mengenal masa lalu yang merupakan peristiwa yang tidak mudah untuk di lupakan oleh masyarakat indonesia.

Film G320S PKI dulu sering kali di siarkan di Telivisi nasional indonesia. Namun, untuk sekarang ini sudah tidak ditayangkan lagi karena banyak menimbulkan Pro dan Kontra dari film tersebut.

Bagi sobat-sobat yang lahir tahun tahun 90 an pasti pernah menonton film G320S PKI. Nah, Menurut sobat yang sudah menonton filmnya G320S PKI bagaimana rasanya tuh setelah menonton video-video para pahlawan indonesia yang siap mati untuk mempertahankan Bangsa Indonesia.

Mungkin dari sobat-sobat masih belum ada yang tahu siapa saja para pahwalawan yang telah gugur dalam perang G320S PKI ini. Daftar pahlawan yang ImamKunBlog bagikan ini mungkin dari sobat yang membaca artikel ini sudah ada yang tahu, kalau saat SD sobat sering menghapal nama-nama pahlawan idonesia.

Saya menulis artikel ini untuk membantu sobat semua yang ingin megenal siapa saja yang telah gugur di G320S PKI ini. Dan mungkin dari sobat yang lahir tahun 2000 mungkin masih ada yang belum tahu siapa saja nama para pahlawan yang gugur. Nah, berikut ini daftar nama para pahlawan yang telah berjuang hingga akhir hayatnya.

1. Jenderal Ahmad Yani



Jenderal Ahmad Yani atau Jenderal TNO Anumerta Yani lahir pada tanggal 19 Juni tahun 1922 di Jawa tengah tepatnya di Jenar Purworejo dan meninggal pada umum 43 Tahun pada tanggal 1 Oktober 196 di Lubang Buaya.

Jenderal Ahmad Yani adalah Komandan TNI Angkatan Darat yang dibunuh oleh anggota pasukan Gerakan 30 September di Lubang Buaya. Jenderal Ahmad Yani merupakan salah satu keluarga Wongsoredjo.

Keluarga Ahmad Yani merupakan keluarga yang memiliki pabrik gula yang dijalankan oleh pemilik Belanda. Pada tahun 1927 Ahmad Yani Pindah ke Batavia bersama keluarganya. Semenjak Ahmad Yani Pindah ke Batavia dia mulai bekerja melalui Pendidikan Dasar hinggah menengah.

Dan pada tahun 1940 Ahmad Yani Telah meninggalkan sekolah tingginya untuk mengikuti wajib militer di tentara Hindia Belanda Pemerintahan Kolonial. Pada Tahun 1943 Ahmad Yani dan Keluarga pindah lagi ke Jawa Tengah.

Dan ahmad yani bergabung dengan tentara yang di sponsori Jepang Peta (Pembelah Tanah Air) dan mengikuti pelatihan lebih lanjut di Magelang. Dan pada saat telah menyelesaikan latihannya di Magelang, Ahmad Yani meminta untuk dilatih sebagai komandan peleton peta dan lagi-lagi dipindahkan ke bogor, Jawa Barat. dan setelah selesai di bogor akhirnya Ahmad yani kembali lagi ke Magelang yang telah menjadi sebagai Instruktur.


2. Letnan Jenderal R. Suprapto



Letnan Jenderal R. Suprapto Lahir pada tanggal 20 Juni 1920 dan meninggal pada usia 45 tahun di Lubang Buaya tanggal 1 Oktober 1965. Letnan Jenderal R. Suprapto Adalah seorang pahlawan nasional Indonesia.

Letnan Jenderal R. Suprapto Merupakan salah satu korban dalam kejadian G320SPKI. Letnan Jenderal R. Suprapto mayatnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata yang bertempat di Jakarta.


Suprato adalah seorah pahlawan yang lahir di Purwekerto. Pada tahun 1941 Suparto menyelesaikan pendidikannya di tingkat MULO (Setingkat Dengan SLTP)/AMS (SMU).

Suparto masuk pendidikan militer ketika pemerintah Hindia Belanda mengumumkan milisi sehubungannya dengan pecahnya perang Dunia Ke-Dua tepatnya di Koninklijke Miltaire suparto mengikuti pendidikan militer di Bandung.

Namun sayang, pendidikan yang suparto ini ikuti tidak bisa ia selesaikan hingga akhir dikarenakan pasukan Jepang sudah tiba-tiba datang mendarat di indonesia. Dan akhirnya suparto di tahan oleh tentara jepang dan dia di penjara.

Namun, ketika suparto berhasil ditangkap oleh tentara jepang. Kemudian, suparto bisa melarikan diri dari tangkapan tentara jepang. Dengan berhasilnya dia melarikan diri dari tentara jepang, maka suparto pun mengikuti kursus Pusat Latihan Pemuda, Latihan Keibodan, Seinendan, dan Syuisyintai.

Dan setelah mengikuti pelatihan tersebut, suparto pun mulai bekerja di Kantor Pendidikan Masyarakat di awal kemerdekaan Republik Indonesia.

3. Letnan Jenderal Haryono



Letnan Jenderal Haryono atau Letnan Jenderal TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono lahir pada tanggal 20 Januari 1924 di Kota Surabaya, Jawa Timur. Dan Letnan Jenderal Haryono Meninggal Pada tanggal 1 Oktober 1964 di Lubang Buaya Pada Usia 41 Tahun.

Letnan Jenderal Haryono adalah salah satu pahlawan indonesia yang terbunuh dalam peristiwa penting yaitu G320S PKI. Letnan Jenderal Haryono pada saat masih hidup beliau memperoleh pendidikan ELS (Setingkat Dengan Sekolah Dasar) dan kemudian diteruskan ke HBS (Setingkat Sekolah Menengah Umum).

Setelah Letnan Jenderal Haryono tamat dari HBS, Letnan Jenderal Haryono sempat masuk ke Ika Dai Gakko (Sekolah Kedokteran Pada Masa Pendudukan Jepang) yang berada di Jakarta, namun sayang Letnan Jenderal Haryono tidak sampai tamat mengikuti pendidikan disana.

Setelah Kemerdekaan RI di proklamasikan, kemudian Letnan Jenderal Haryono bergabung dengan pemuda-pemuda untuk berjuang bersama untuk mempertahankan Kemerdekaan. Dalam mempertahankan kemerdakaan RI Letnan Jenderal Haryono sering kali di pindahtugaskan dari tahun 1945 hingga tahun 1950.

Pada saat Letnan Jenderal Haryono masuk dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Letnan Jenderal Haryono memperoleh pangkat mayor pada saat itu.

Pada saat di pindah tugaskan Letnan Jenderal Haryono pertama kali di tempatkan di kantor Penghunng, dan kemudian Letnan Jenderal Haryono Sebagai Sekretaris Delegrasi RI dalam perundingan Ingris dan Belanda.

Dan pada saat di selenggarakannya Konferensi Meja Bundar (KMB), Letnan Jenderal Haryono merupakan Seketaris Delegrasi Militer Indonesia pada saat itu.


4. Letnan Jenderal Siswondo Parman


Letnan Jenderal Siswondo Parman atau Letnan Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman Lahir pada tanggal 4 Agustus 1918 Di Wonosobo, Jawa Tengah. Dan meninggal pada tanggal 1 Oktober 1965 di Lubang Buaya pada saat umur 47 Tahun.

Letnan Jenderal Siswondo Parman meninggal pada saat dibunuh pada saat terjadinya peristiwa yang sangat penting yaitu G320S PKI. Letnan Jenderal Siswondo Parman merupakan salah satu orang yang menolak rencana PKI untuk membentuk Angakatan Kelima yang terdiri dari buruh dan tani.

Akibat dari penolakannya tersebut Letnan Jenderal Siswondo Parman membutanya menjadi korban penculikan oleh Resimen Tjakrabirawa yang dipimpin oleh Serma Satar.

Diketahuu bahwa penculikan Letnan Jenderal Siswondo Parman diduga sudah diatur oleh kakak kandungnya sendiri yaitu Ir. Sakirman Yang merupakan salah satu petinggi di Politbiro CC PKI pada masa itu.


5. Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo





Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo lahir pada tanggal 5 Februari 1923 di Sragen, Jawa Tengah dan ia meninggal pada tanggal 1 Oktober 1965 saat berumur 42 Tahun.

Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo merupakan salah satu pahlawan nasional republik indonesia yang gugur dan terbunuh pada dalam peristiwa Gerakan 30 September.

Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara, yang berada di Yogyakarta.


6. Kolonel Sugiono


Kolonel Sugiono atau Kolonel Anumerta R. Sugiyono Mangunwiyoto lahir pada tanggal 12 Agustus 1926 di Gedaren, Sumbergiri, Pojong, Gunung Kidul. Dan Kolonel Sugiono Wafat pada tanggal 1 Oktober 1965 di Yogyakarta pada Umur 39 Tahun.

Kolonel Sugiono Merupakan salah satu pahlawan nasional indonesia yang meninggal dalam peristiwa Gerakan 30 September. Kolonel Sugiono memiliki enam anak laki-laki yang ia dapat dari hasil pernikahan dengan Supriyati.

Nama-nama ke-enama anak dari Kolonel Sugiono adalah sebagai berikut ini; R. Erry Guthomo (Anak Pertama, 1954), R. Agung Pramuji (Anak Kedua, 1956), R. Haryo Guritno (Anak Ketiga, 1958), R. Danny Nugroho (Anak Ke-Empat, 1860), R. Budi Winoto (Anak Kelima, 1962), dan R. Ganis Priyono (Anak ke-enam, 1963) dan seorang anak perempuan Rr. Sugiarti Takarina (1965).


7. Mayor Jendral Pendjaitan



Mayor Jendral Pendjaitan atau Brigadir Jenderal TNI Anumerta Donald Isaac Panjaitan lahir pada tanggal 19 Juni 1945 di Sumatera Utara dan ia meninggal pada tanggal 1 Oktober 1965 di Lubang Buaya, dan pada saat itu usia beliau masih 40 Tahun.

Mayor Jendral Pendjaitan merupakan pahlawan nasional republik indonesia yang meninggal akibat insiden G30S PKI dan Mayor Jendral Pendjaitan di makamkan di Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Mayor Jendral Pendjaitan memiliki pendidikan pertamanya melalui masuk sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.

Ketika jepang memasuki indonesia akhirnya Mayor Jendral Pendjaitan masuk menjadi anggota militer dan dia harus mengikuti latihan Gyuhun. Saat setelah menyelesaikan latihan ia ditugaskan lagi sebagai anggota Gyugun di Pekanbaru, Riau hingga indonesia memproklamasikan kemerdekaan indonesia.

Mayor Jendral Pendjaitan membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan kemudian menjadi TNI, Di TKR dan ia mendapatkan tugas pertamanya menjadi komandan batalyon dan menjadi komandan Pendidikan Devisi IX/Banteng di Bukittinggi pada tahun 1948.

Pada tahun 1962 Mayor Jendral Pendjaitan yang pernah menimba ilmu di Associated Command And General Staff Collage di Amerika ini, ditunjuk menjadi asisten IV Menteri atau Panglima Angkatan Darat.

Dan itu merupakan jabatan terakhhir yang diterimanya pada saat peristiwa G30S PKI terjadi. dan Mayor Jendral Pendjaitan memiliki catatan prestasi tersendiri atas keberhasilannya yaitu membongkar rahasia pengiriman senjata dari Republik Rakyat Cina (RRC).


8. Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo



Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo lahir pada tanggal 28 Agustus 1922 si Jawa Tengah dan dia meninggal pada umur 43 Tahun pada tanggal 1 Oktober 1965 di Lubang Buaya. Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo adalah seorang perwira tinggi TNI-AD yang telah dicuik dan kemudian ia dibunuh dalam peristiwa Gerakan 30 September yang menjadi persitiwa yang tidak akan mudah untuk dilupakan.

Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo pernah bergabung dengan Polisi Tentara Kemerdekaan (TKR) dan kemudian ia Menjadi Polisi Militer Tepatnya pada tahun 1946, dan ia juga diangkat menjadi Ajudan Kolonel Gatot Soebroto, dan Komandan Polisi.

Pada tahun 1954 Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo menjadi kepala staff di makas Besar Polisi Militer. Pada tahun 1959 sampai 1960 dia diangkat menjadi Inspektur Kehakiman Angkatan Darat, dan kemudian pada tahun 1961 ia menjadi Inspektur Kehakiman atau Jaksa Militer Utama.

Dan pada tanggal 1 Oktober 1965, anggota Gerakan 30 September yang dipimpin oleh Sersan Mayor Surono masuk ke dalam rumahnya Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo yang beralamat di Jalan Sumenep, Menteng, Jakarta Pusat.

Dan anggota G30 tersebut masuk melalui Garasi rumahnya Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo. Dan mereka berkata kepada Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo bahwa presiden Ir. Soekarno memanggil dia. Dan kemudian mereka membawa Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo ke markas mereka di Lubang Buaya.

Dan akhirnya Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo dibunuh di markas mereka dan tubuhnya dilempar ke dalam sumur yang sudah tidak terpakai lagi. Sama seperti rekan-rekan Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo lainnya yang dibunuh dan mayatnya dilemparkan ke sumur yang tidak digunakan lagi.

Dan pada tanggal 4 Oktober mayatnya ditemukan dan dimakamkan pada hari berikutnya. Dan dia pun menjadi Mayor jenderal dan menjadi pahlawan Revolusi.


9. Kapten Pierre Tendean



Kapten Pierre Tendean atau Kapten CZI Anumerta Pierre Andreas Tendean yang lahir pada tanggal 21 Februari 1939 dan meninggal pada usia 26 Tahun tepatnya pada tanggal 1 Oktober 1965. Kapten Pierre Tendean adalah seorang perwira militer indonesia yang merupakan salah satu korban peristiwa yang sangat mengerikan yaitu G30 September Pada Tahun 1965.

Kapten Pierre Tendean mengawali karirnya dengan menjadi Intelijen dan kemudian ia ditujuk sebagai ajudan Jenderal Abdul Haris Nasution. Mayat Kapten Pierre Tendean dimakamkan di makam Pahlawan Kalibata dan Bersama dengan enam perwira korban G30S Lainnya. Dan Kapten Pierre Tendean juga merupakan salah satu Pahlawan Revolusi Indonesia pada tanggal 5 Oktober 1965.

Kapten Pierre Tendean merupakan anak keduan dari tida bersaudara yaitu Mitze Farre dan Rooswidiati. Kapten Pierre Tendean mengawali pendidikannya semenjak sekolah dasae di megelang dan kemudian melanjutkan ke SMP dan SMA. Semenjak kecil Kapten Pierre Tendean mempunyai cita-cita ingin menjadi tentara dan masuk ke akademi militer, namun kedua orangtuanya ingin Kapten Pierre Tendean menjadi seorang dokter seperti ayahnya.

Dengan memiliki semangat dan tekat yang sangat kuat, ia pun berhasil bergabung dengan Akademi Teknik Angkatan Darat pada tahun 1958 di Bandung. Namun sayang pada tanggal 1 Oktober 1965 ia di culik oleh angkota Gerakan 30 September dan dibawa ke Lubang Buaya dan dibunuh dan seperti pahlawan lainnya mayat Kapten Pierre Tendean dilemparkan ke dalam sumur yang tidak terpakai.


10. AIP Karel Satsuit Tubun


AIP Karel Satsuit Tubun atau Ajun Inspektur Polisi Dua Anumerta Karel Satsuit Tubun lahir pada tanggal 14 Oktober 1928 di Maluku tenggara dan Meninggal pada tanggal 1 Oktober 196 pada usia 36 Tahun di Lubang Buaya.

AIP Karel Satsuit Tubun adalah seorang pahlawan nasional indonesia yang menjadi korban dari Gerakan 30 September pada tahun 1965. Ketika ia sudah berenjak dewasa AIP Karel Satsuit Tubun memutuskan ingin menjadi seorang anggota POLRI. Karena memiliki tekat dan semangat yang kuat, akhirnya AIP Karel Satsuit Tubun pun diterima.

Kemudian AIP Karel Satsuit Tubun mengikuti pelatihan Pendidikan Polisi, setelah mengikuti latihan dan telah dinyatakan lulus, ia pun selanjutnya ditempatan di kesatuan Brimob Ambon dengan pangkat Agen Polisi Kelas Satu bhayangkara Irian barat.

Ketika bung karno mengumandangkan Trikora yang berisikan menuntun pengembalian irian barat kepada indonesia dari tangan belanda. Dan begitu pula secara seketika dilakukannya operasi militer dan ia pun ikut serta dalam operasi tersebut. Dan setelah berhasil mendapatkan irian barat kembali, ia pun diberi tugas untuk mengawal kediaman Wakil Perdana Menteri Dr.J.Leimena di Jakarta.

Semenjak ia selalu berangsur-angsur naik pangkat menjadi Brigadir Polisi. Dan beranggapan bahwa para pimpinan Angkatan Darat sebagai penghalang utama cita-citanya. Maka dengan segera PKI melakukan rencana untuk melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap sejumlah perwira angkatan darat yang dianggap menghalangi cita-citanya.


Nah, itulah 10 Pahlawan Yang Gugur  dalam gerakan 30 September 1965 yang dimana merupakan peristiwa yang sulit untuk dilupakan oleh masyarakat indonesia. Dan artikel ini saya dapatkan Dari Wikipedia dan saya jadikan bahan Reverensi untuk membuatnya se singkat, padat dan jelas!

Semoga apa yang telah saya tulis ini dapat bermanfaat untuk adik-adik yang sedang memperlajari sejarah G30S PKI ini ya!! Dan Jangan lupa untuk menjaga kemerdekaan negara kita tercinta ini dari orang-orang yang usil.

Dan satu pesan lagi yang imamkunblog ingin sampaikan adalah untuk terus mendoakan para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan indonesia agar mereka diterima disisi Allah Swt. Amin!!!

Happy Blogging!!

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe

Tunggu Bentar...